Senin, 04 April 2011

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO


 Abstrak
Dalam proses pencatatan tanah perlu dilakukan kegiatan yang dinamakan survey dan pemetaan, dengan hasil akhirnya berupa data dan informasi yang berbentuk peta ataupun sistem informasi sebagai basis data tentang pertanahan yang akurat dalam mendukung peran dan fungsi Badan Pertanahan Nasional. Akan tetapi,Pada kenyataannya sistem pengarsipan di Kantor Pertanahan masih terdapat suatu kekurangan, sehingga bagi masyarakat pengguna jasa Kantor Pertanahan masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang status tanah yang ada.
Bahasa pemrograman yang dipilih dalam membantu membuat program Sistem Informasi Kepemilikan Tanah dan prosedur biaya pendaftaran sertifikasi tanah adalah Microsoft Visual Basic 6.0. Pemilihan Software ini dikarenakan dapat digunakan untuk membangun program aplikasi yang memiliki tampilan seperti program aplikasi lainnya yang berbasis MS Windows seperti Autocad Land Desktop, Arcview dan Map Object.
Dari hasil pembuatan Sistem Informasi Kepemilikan Tanah (SIKT) di Desa Krembung terdapat sebanyak 1486 bidang tanah dengan kriteria 208 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sisanya yakni sebanyak 1278 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah.
Kata kunci : Sistem Informasi , Kepemilikan Tanah , Badan Pertanahan Nasional

 PENDAHULUAN
 Untuk melakukan suatu pencatatan, pendataan dan penggambaran seluruh sertifikat tanah yang berada dalam ruang lingkup kerja Kantor Pertanahan dalam bentuk peta digital. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses dalam pengurusan suatu sertifikat tanah dan dapat dihasilkan sebuah informasi mengenai besarnya biaya pengurusan di Kantor Pertanahan Kabupaten Sidoarjo dalam pendaftaran sertifikat tanah pada ruang lingkup suatu wilayah yakni wilayah desa Krembung kecamatan Krembung . Selain itu juga dapat membedakan informasi jenis hak tanah dan peningkatan jenis hak tanah yang dilakukan melalui aplikasi dari Sistem Informasi Geografis.
Permasalahan yang timbul adalah Peta Digital yang kurang tersedia, dan tidak adanya Inventarisasi Data tabular, Oleh karena itu dalam SIG ini akan membuat Hubungan antara data spasial dan data tabular, Manipulasi Database, dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 dan menggunakan software Autodesk Land Desktop 2004, Arc View 3.3, map object.
Tahapan Pengolahan dan Analisa Data disajikan pada diagram alir berikut :
Gambar 1: Diagram Alir Pengolahan Data
Dari diagram alir model konseptual diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Data Spasial dan Data Non Spasial
Data spasial berupa peta softcopy bidang tanah yang diperoleh dari Kantor Pertanahan kab.Sidoarjo, yang nantinya akan dijadikan peta dasar dari pembentukan SIG. Data Non Spasial diperoleh dari data tabular berupa data kepemilikan setiap bidang tanah dalam satu wilayah desa. Selanjutnya dilakukan proses editing sesuai kebutuhan.
2.      Basis Data Spasial dan Non Spasial
Semua data yang telah masuk dan telah di edit lalu disimpan dalam basis data lalu di kelompokkan sesuai dengan kebuutuhan yang ada, sehingga proses pembentukan sistem ini dapat dibangun dengan mudah melalui pengorganisasian dari basis data ini.
3.      Proses Analisa
Pada tahapan ini dilakukan suatu analisa yakni dengan sistem query yaitu model pencarian data spasial dengan bantuan data tabular dan juga menggunakan alur logika inventarisasi data dan hubungan atau relasional antar kedua data. Didalam data tabular terdapat satu tabel yang berisi atribut bidang tanah,terdiri atas: No.urut, NIB, Nama pemilik, Status, Letak tanah, Luas,no.hak.
4.      User Interface
User Interface ini yang dimaksud adalah pembentukan program SIG yang dapat dipahami oleh para pengguna. Dalam hal ini SIG yang dibangun lewat Microsoft Acces dan Arc View dibawa ke pemrograman Visual Basic sehingga para user dapat dengan mudah memahaminya (user friendly). Namun ketika kebutuhan dari pengguna masih belum tercukupi yakni apabila belum dapat menampilkan informasi bidang tanah secara lengkap dan dapat dilakukan up-dating data, maka dilakukan pemrosesan ulang dari basis data Spasial dan basis data Non Spasial.
5.      Display and Report
Display and Report merupakan output dari hasil SIG ini. Display yang dimaksud adalah menampilkan peta sebaran bidang tanah di Desa Krembung yang dicari sesuai no.NIB bidang tersebut dan menunjukkan segala informasi yang diiginkan pengguna.
6.      User
User yang dimaksud adalah pengguna dari sistem ini yakni para masyarakat dan pegawai instansi Kantor Pertanahan agar dapat memberikan suatu informasi yang akurat sehingga dapat meningkatkan layanan terhadap masyarakat dan kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.
Tahap jalannya proses SIG adalah sebagai berikut:
Gambar 2: Diagram Alir Proses dalam SIG
Penjelasan Flowchart jalannya program secara keseluruhan sebagai berikut :
1.      Dilakukan suatu proses pengolahan data spasial pada Autodesk Land Desktop yakni pembuatan layer dengan nama – nama tiap NIB ( Nomer Identifikasi Bidang ) dan pembuatan Boundary object pada tiap – tiap bidang tanah yang telah disesuaikan dengan NIB yang bertujuan agar pada setiap bidang tanah mempunyai satu layer yang unik dengan nama NIB nya masing masing. Setelah itu dilakukan exporting data dalam bentuk data interchange format (*.dxf) untuk diolah lebih lanjut dalam ArcView 3.3. Setelah tersimpan dalam format *.dxf kemudian dilakukan converting ke format *.shp sehingga data sekarang tersimpan dalam bentuk shapefile dan siap dijadikan suatu tampilan Sistem Informasi Biaya Sertifikat Tanah.
Sedangkan pada data tabular dilakukan proses pembuatan database pada Microsoft Acces dengan me-normalisasi table data tabular kepemilikan bidang tanah dengan menggunakan NIB sebagai Primary key. Dengan cara yang sama dilakukan pada data Biaya pengukuran dan pengurusan akan tetapi yang menjadi Primary key adalah data luas suatu bidang tanah.

2.      Membuat suatu program sistem informasi dengan menggabungkan data spasial dan tabular yang telah di susun dengan menggunakan tiga software yakni Microsoft Acces , Arc View dan Visual Basic. Dimana aplikasi pada Visual Basic dijadikan sebagai client yang menyediakan perintah perintah kontrol sedangkan aplikasi Arc View sebagai server yang meng eksekusi perintah perintah yang dikirimkan. Dengan demikian dapat dihasilkan integrasi client – server yang akan digunakan dalam sistem.
3.      Setelah program terbentuk, para pengguna ( user ) diminta untuk memasukkan NIB pada tiap bidang tanah yang telah dimiliki sebagai primary key untuk dapat memanggil basis data yang telah ada sehingga akan keluar suatu tampilan informasi tentang lokasi bidang tanah dan informasi data kepemilikan tanah.
4.      Pemilihan dua menu tambahan untuk menentukan apakah ingin melanjutkan proses sertifikasi dengan pilihan informasi perubahan nama pemilik / balik nama pada tiap bidang tanah yang telah memiliki hak milik; dan peningkatan / perubahan hak dari tiap bidang tanah yang telah memiliki Hak Guna Bangunan untuk diubah menjadi Hak Milik dan Hak milik dirubah menjadi Hak Guna Bangunan.
5.      Apabila terdapat suatu bidang Tanah yang belum memiliki sertifikat dan belum memiliki jenis hak atas tanah maka akan di berikan suatu informasi tentang proses prosedur pengurusan beserta syarat2 pengurusan dan besarnya biaya yang akan dikenakan dalam pengurusan sertifikasi.
6.      Apabila user memilih pada pilihan perubahan nama / balik nama maka akan muncul sebuah tampilan informasi tentang prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi serta biaya yang akan dikenakan dalam pengurusan. Begitu juga sebaliknya pabila user memilih pada menu pilihan untuk peningkatan hak.
HASIL DAN ANALISA
Hasil Penelitian
Pada penelitian tugas akhir ini didapatkan hasil berupa suatu program Sistem Informasi Kepemilikan Tanah dan Prosedur , Biaya Pengurusan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kab.Sidoarjo.
Tampilan Menu utama program.
Tampilan menu utama dalam program Sistem Informasi Kepemilikan Tanah yang bertujuan untuk mencari tiap-tiap bidang tanah dengan menggunakan NIB(Nomor Identifikasi Bidang) sebagai kata kunci.
Gambar 3: Menu utama program
Selain itu Sistem informasi ini terdapat perintah untuk menentukan bidang tanah sesuai keinginan dan akan tampil suatu informasi kepemilikan tanah, Selain itu dalam program ini kita dapat membedakan tanah yang telah memiliki sertifikat dan belum bersertifikat.

Gambar 4: Identifikasi bidang tanah
Gambar 5: Perbedaan bidang tanah yang bersertifikat
Setelah penulisan NIB maka program akan mencari dan didapatkan informasi sebagai berikut:
Tampilan Informasi pada Bidang tanah yang telah memiliki Sertifikat.
Gambar 6: Informasi Kepemilikan Tanah
Tampilan bagi user memilih layanan ganti nama sehingga didapat prosedur dan biaya pengurusan sertifikat tanah.
Gambar 7: Pengurusan ganti nama
Gambar 8: prosedur dan persyaratan Ganti nama
Tampilan bagi user memilih layanan peningkatan hak sehinga didapat prosedur dan biaya pengurusan sertifikat tanah setelah terganti maka data secara otomatis akan tersimpan dalam basis data yang telah ada.
Gambar 9: Pengurusan peningkatan hak
Tampilan Informasi pada Bidang tanah yang belum memiliki Sertifikat.
Gambar 10: Informasi tanah yang belum bersertifikat.
Pengisian pada kolom layanan yang disediakan apabila user ingin mengetahui prosedur dan biaya mengurus bidang tanahnya yang belum memiliki suatu sertifikat (Pendaftaran Tanah pertama kali)untuk dibuatkan suatu sertifikat tanah yang sah dan diakui Negara.
Gambar 11: Pengisian kolom Pendaftaran tanah pertama kali
Gambar 12: prosedur dan persyaratan Pengakuan Hak
Untuk menentukan biaya pengukuran di bedakan berdasarkan luas pada tiap bidang tanah berdasarkan SK Kanwil BPN propinsi Jawa Timur No.SK.499.36 Thn.2008 yang memiliki kelas / tahapan setiap 250 m².
Gambar 13: Penentuan biaya pengukuran berdasarkan luas
Analisa Data
1.      Dalam data kepemilikan tanah di Desa Krembung terdapat sebanyak 1486 bidang tanah dengan kriteria 208 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sisanya yakni sebanyak 1278 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah.
2.      Dalam satu wilayah desa Krembung sebagian besar tiap bidang tanah memiliki jenis hak : hak Milik.
3.      Database data tabular disimpan dan diolah menggunakan Microsoft Acces 2007.
4.      Dalam database biaya pengukuran ditentukan melalui luas tiap bidang tanah yang dibedakan berdasarkan kelas – kelas setiap 250 m².
5.      Database data spasial menggunakan Autodesk Land Desktop 2004 yang digunakan untuk membuat file dalam format *.dxf, dan ArcView 3.3 yang digunakan untuk menampilkan data spasial dan digunakan sebagai tampilan Sistem informasi kepemilikan tanah.
6.      Database relasi antara data tabular dan data spasial menggunakan hubungan dari satu ke satu (one to one)

Analisa program
Kelebihan Program :
1.      Pada Visual Basic bisa dengan mudah membuat sebuah program dengan mendesign interface atau tampilan program dengan Visual Basic Editor yang telah tersedia. Sebagai contoh, bila ingin membuat tombol, tinggal drag saja tombol di toolbox lalu diberi code. Berbeda dengan software lain yang harus membuat code terlebih dahulu hanya untuk membuat sebuah tombol.
2.      Basis bahasa pemrogramannya menggunakan BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code), yakni salah satu bahasa pemrograman yang cukup sederhana dan mudah dipelajari.
3.      Dapat digunakan untuk membuat program aplikasi yang memiliki tampilan seperti program aplikasi lainnya yang berbasis MS Windows.
4.      Contoh-contoh source code untuk visual basic sangat banyak. Hal ini dapat diperoleh dengan mudah di internet.
5.      Dapat dilakukan up-dating data tabular apabila sewaktu waktu terjadi proses jual beli tanah dan pergantian pemilik.
6.      Aplikasi mudah digunakan oleh pihak instansi BPN dan masyarakat pada umumnya.
Kekurangan program :
1.      Inventarisasi layer yang terlalu banyak, sehingga membutuhkan ketelitian yang lebih dari administrator untuk memprosesnya.
2.      Integrasi client-server pada Visual Basic 6.0 dapat menggunakan kontrol picture box, label, dan text box. Sehingga secara visual kurang memenuhi estetika. Akan tetapi lebih baik jika dibandingkan Dialog Designer milik ArcView.
3.      Didalam program kurang diberikan informasi tentang riwayat tanah sehingga masyarakat tidak mengetahui sejarah pemilik tanah tersebut.

Kesimpulan
Dari penelitian tugas akhir ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :
1.      Telah dibuat suatu sistem informasi yang termuat di dalamnya berupa status lahan , biaya pendaftaran sertifikat tanah pertama kali dan peningkatan jenis hak atas tanah yang telah dimiliki secara lengkap dalam satu desa dan memenuhi aspek georeference dan mudah digunakan (user friendly) .
2.      Dalam data kepemilikan tanah diDesa Krembung terdapat sebanyak 1486 bidang tanah dengan kriteria 208 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sisanya yakni sebanyak 1278 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah.
3.      Model Sistem Informasi Kepemilikan Tanah ini lebih mudah digunakan untuk pendaftaran tanah secara sporadik dibandingkan apabila digunakan untuk pendaftaran tanah secara sistematis.
4.      Dalam satu wilayah desa Krembung tiap bidang tanah sebagian besar memiliki jenis hak : hak Milik.
5.      Pada pengurusan sertifikat tanah besarnya biaya ditentukan berdasarkan pada luas tiap bidang tanah sehingga dapat merubah biaya pengukuran dimana perbedaan itu dibedakan berdasarkan dalam kelas – kelas setiap 250 m².

DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2002. Sistem Informasi Geografi dengan AutoCad Map. Yogyakarta : Wahana Komputer .
Badan Pertanahan Nasional, 1997. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Nomor 3 athun 1997 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang pendaftaran Tanah. Badan Pertanahan Nasional, Jakarta.
Badan Pertanahan Nasional, 2000, Standar Penggambaran Peta Pendaftaran Tanah.
Handoko, E.Y. 1998. Evaluasi terhadap Penyelenggaraan pengkuran bidang tanah di lingkungan badan pertanahan nasional. Bandung : Skripsi Program sarjana Teknik Geodesi – ITB.
Karnowo, A.B. 2007. Model Sistem Informasi Kepemilikan Tanah di Desa Saptorenggo Kabupaten Malang. Surabaya : Skripsi Program Sarjana Teknik Geodesi – ITS.
Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital. Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi. ITS.
Kurniadi, Adi. 2000. Pemrograman Microsoft Visual Basic 6. Penerbit: PT Elex Media Computindo.
Kurniawan, Tjandra. 2003. Tips Trik Unik Visual Basic. Penerbit: PT Elex Media Computindo.
Nurjati, C. 2005. Pertanahan 1. Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi ITS.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.
Yuswanto. 2003. Pemrograman Dasar Microsoft Visual Basic 6.0. Penerbit: Prestasi Pustaka.

1 komentar: